Analisis Wacana Kritis Theo Van Leeuwen Terhadap Teks Berita “Pernyataan Prabowo Subianto Terkait Uu Tni Dan Respons Aksi Demonstrasi”
Abstract
Jurnal ini mengkaji dinamika wacana politik seputar rencana revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) tahun 2025, dengan fokus pada pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menekankan urgensi perubahan regulasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana aktor sosial—terutama militer dan masyarakat sipil—direpresentasikan dalam wacana politik dan pemberitaan media, serta dampaknya terhadap pembentukan opini publik mengenai militerisasi birokrasi sipil. Pendekatan yang digunakan adalah Analisis Wacana Kritis (AWK) model Theo van Leeuwen, yang menyediakan kerangka untuk mengidentifikasi strategi representasi sosial seperti inklusi, eksklusi, nominasi, agregasi, dan determinasi. Melalui analisis terhadap pernyataan resmi dan liputan media, ditemukan bahwa militer kerap ditampilkan secara positif sebagai aktor yang netral, profesional, dan siap mengisi kekosongan birokrasi, sementara masyarakat sipil direduksi perannya atau diabaikan secara sistematis. Strategi diskursif ini memperkuat hegemoni negara dan mempersempit ruang kritik terhadap ekspansi militer di ranah sipil. Wacana dominan yang dibangun pemerintah menunjukkan kecenderungan untuk menormalisasi peran militer dalam struktur administratif sipil, yang dapat mengancam prinsip demokrasi partisipatif. Jurnal ini merekomendasikan perlunya media dan aktor negara untuk mengedepankan keberagaman perspektif dalam pemberitaan dan perumusan kebijakan, agar ruang publik tetap menjadi arena dialog yang inklusif dan demokratis. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi pada studi kritis media dan politik dengan menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap narasi dominan dalam proses legislasi strategis.